Sebagian besar ibu menyusui pernah mengalami mastitis, yaitu peradangan pada payudara yang ditandai dengan payudara membengkak, panas dan rasa nyeri. Tak sedikit para ibu yang khawatir kondisi ini dapat memicu kanker payudara. Benarkah kondisi mastitis dapat memicu kanker payudara?
Apa Itu Mastitis?
Mastitis adalah infeksi pada saluran payudara. Kondisi ini menyebabkan payudara membengkak, merah dan meradang. Biasanya mastitis hanya menyerang salah satu payudara, namun pada kasus tertentu mastitis dapat terjadi pada kedua payudara.
Mastitis sering dialami oleh ibu menyusui, terutama pada 6-12 minggu pertama masa menyusui. Meskipun demikian, peradangan ini juga dapat dialami oleh para pria dan wanita yang belum pernah menyusui.
Infeksi pada mastitis disebabkan oleh bakteri dari kulit atau air liur yang memasuki jaringan payudara melalui sumbatan saluran susu atau celah di kulit. Selain itu, mastitis juga dapat disebabkan oleh adanya saluran susu yang tersumbat akibat pemberian air susu Ibu yang tidak lancar.
Apakah Mastitis Meningkatkan Risiko Kanker Payudara?
Mengalami mastitis merupakan salah satu kekhawatiran sebagian besar para ibu. Kondisi payudara yang membengkak, kemerahan, mengalami sumbatan dan terasa tidak nyaman dianggap berkaitan dengan risiko kanker payudara. Akibatnya, banyak para ibu yang ragu-ragu menyusui bayinya.
Namun menurut News Medical, ibu menyusui memiliki risiko lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan ibu yang tidak menyusui. Dilansir dari American Cancer Society, memiliki mastitis juga tidak meningkatkan risiko kanker payudara.
Meskipun demikian, jika Anda mengalami mastitis atau masalah pada payudara lainnya sebaiknya tetap waspada akan risiko terkena kanker payudara. Pasalnya, sebagian penderita kanker payudara juga memiliki riwayat mengalami mastitis.
Beda Mastitis dan Kanker Payudara
Beberapa gejala mastitis mirip dengan gejala kanker payudara. Pada mastitis, payudara akan terasa membengkak dan benjol. Namun tidak selalu pembengkakan atau benjolan pada payudara adalah tanda kanker payudara.
Beberapa perbedaan mendasar antara mastitis dan kanker payudara antara lain:
- Pada mastitis, selain gejala pembengkakan payudara biasanya akan diikuti demam dan keluarnya cairan dari puting. Sedangkan pada kanker payudara, tidak terjadi demam.
- Pada mastitis, kulit payudara tidak mengalami perubahan tekstur. Namun pada kanker payudara umumnya terjadi perubahan tekstur mirip dengan kulit jeruk.
- Untuk penanganan mastitis, dokter akan meresepkan obat-obatan antibiotik untuk meredakan nyeri dan infeksi. Namun, jika usai minum obat antibiotik masih terjadi peradangan maka kemungkinan kondisi tersebut adalah kanker payudara.
Selain perlu mengenali perbedaan antara mastitis dan kanker payudara, Anda juga perlu mengenali perbedaan gejala keduanya. Gejala kanker payudara yang perlu diwaspadai antara lain:
- Ada perubahan ukuran, bentuk, dan kontur pada payudara
- Terdapat massa atau benjolan yang terasa seperti kacang di area payudara
- Terasa ada benjolan atau penebalan di dalam atau di dekat payudara atau ketiak yang terjadi selama siklus menstruasi
- Kemerahan pada kulit payudara atau puting
- Ada area yang terasa mengeras seperti marmer di bawah kulit
- Keluar darah atau cairan bening dari puting
Sedangkan gejala mastitis selain demam dan payudara membengkak adalah adanya benjolan pada payudara dan terasa nyeri. Selain itu, payudara juga tampak memerah, gatal dan tampak seperti ada luka pada puting susu atau kulit payudara.
Gejala mastitis lainnya yang mungkin muncul adalah badan menggigil dan kelelahan, terasa stres dan kecemasan, serta badan terasa tidak nyaman.
Mastitis umumnya dapat hilang beberapa hari setelah Anda mengonsumsi obat antibiotik dan rutin mengompres hangat pada payudara. Meskipun kondisi ini tidak meningkatkan risiko kanker payudara, namun jika Anda mendapati ada benjolan atau perubahan bentuk abnormal pada payudara sebaiknya segera periksakan ke dokter.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina